Jumat, 25 November 2011

Tipe Kepemimpinan Dalam Pendidikan


tipe dan jenis kepemimpinan dalam pendidikan -imtaq
Tipe-tipe Kepemimpinan dalam Pendidikan
Tipe-tipe kepemimpinan atau jenis kepemimpinan yang akan kita bicarakan dibawah ini ialah pengelompokan berdasarkan ciri-ciri dalam penampilan/dari cara melaksanaan kepemimpinan, khususnya disekolah-sekolah. Tentang bagaimana diperolehnya sifat-sifat kepemimpinan itu, apakah sudah merupakan pembawaan sejak lahir atau hasil pendidikan dan latihan, tidak dijadikan masalah pokok dalam rangka administrasi pendidikan ini. Secara garis besar, ada 3 tipe kepemimpinan. Namun, disini akan kita bahas 5 tipekepemimpinan. Tipe atau jenis kepemimpinan tersebut yaitu: Pemimpin otrokratis, Pemimpin Pseudo-Demokratis, Pemimpin Laissez-Faire, Pemimpin Demokratis dan Pemimpin yang berdasarkan Tur wuri Handayani. Berikut penjelasanya:
1. Pemimpin Otokratis
Otokratis asal kata dari kata-kata: oto = sendiri, dan kratos =pemerintahan. Jadi otokratis berarti mempunyai sifat memerintah dan menentukan sendiri.
Pemimpin otokratis menggagap bahwa ialah yang bertanggungjawab sepenuhnya dan yang dapat menentukan maju-mundurnya sekolah yang dipimpinnya. Ia selalu khawatir kalau-kalau sesuatu tidak berjalan menurut yang ia harapkan. Ia menghendaki agar segala sesuatu berjalan sesuai dengan yang ia telah tentukan.
2. Pemimpin Pseudo-Demokratis
Pseudo berarti palsu, pura-pura. Pemimpin semacam ini berusaha memberikan kesan dalam penampilannya seolah-olah ia demokratis, sedangkan maksudnya ialah otokratis, mendesakkan keinginannya sendiri secara halus.
Dalam pembicaraan dan rapat-rapat ia banyak meminta pendapat dan saran orang lain, untuk memberikan kesan bahwa ia lebih memperhatikan pendapat orang lain. Tetapi selanjutnya ia perhatikan saran-saran yang dimintanya itu, karena pandai/lihai mengubah alasan-alasan sedemikian rupa sehingga selalu menguntungkan diri sendiri dan menghasilkan pendapat sendiri.
Jadi, pemimpin pseudo-demokratis sebenarnya orang yang otokratis tetapi pandai menutup-nutupi sifatnya dengan penampilan yang memberikan kesan seolah-olah ia demokratis.
3. Pemimpin Laissez-Faire
Laissez-faire jika diterjemahkan dapat diartikan sebagai “biarkan saja bejalan “ atau “tidak usah dihiraukan” ; jadi mengandung semacam sikap “masa bodo”.
Dalam melaksanakan usaha, rencana yang tegas dianggapnya tidak perlu karena akan mengekang kebebasan anggota dan akan mengurangi inisiatif mereka. Setiap usul baru dan hasil pemikiran baru dan hasil pemikiran baru dari setiap anggotanya, dianggap sebagai bukti adanya perhatian inisiatif para anggota itu, yang harus dihargai dan diberikan kesempatan untuk dilaksanakan. Kegembiraan berkerja dan semangat bekerja akan terpelihara, Karena tidak ada kekangan-kekangan. Setiap macam kekangan dianggap bertentangan dengan hak-hak individu dalam demokrasi.
Pemimpin semacam ini tidk akan menghasikan suasana tertib damai; tidak akan menimbulkan “self discipline” pada anggotanya-anggotanya. Tiap anggota akan menganggap bahwa hak dan kewajiban ada pada tiap anggota-anggotanya masing-masing, dank karena tiap anggota berhak berusaha dengan cara masing-masing, menurut kehendak dan pendapat masing-masing.
Dalam setiap usaha diperlukan self disipine untuk mengekang diri sendiri, berusaha menyesuaikan diri pada ketentuan-ketentuan dari kelompok. Pimpinan yang laissez-faire sama sekali tidak berusaha menimbulkan self-disciplene, tidak meminta mengekangakan diri. Karena itu pimpinan laissez-faire (“biarkan saja berjalan”) dapat menimbulkan kekacauan dan kesimpang-siuran dalam usaha. Kepemimpinan macam ini mungkin disebabkan karena: tidak mampu, malas, masa bodo, atau karena tidak tahu arti sebenarnya dari demokrasi.
4. Pemimpin Demokratis
Pemimpin demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya, yang bersama-sama dengan kelompoknya berusaha dan bertanggungjawab tentang tercapainya tujuan bersama. Agar setiap anggota merasa turut bertanggungjawab, maka semua anggota diajak ikut serta dalm tiap kegiatan: dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaiannya. Setiap anggota dianggap sebagai sumber potensi yang berharga dan mempunyai peranan dalam usaha pencapaian tujuan.
Sikap dan tidakan seorang pemimpin demokratis dapat kita simpulkan sebagai berikut:
·         Mengakui dan menghargai dimiliki tiap anggota kelompoknya;
·         dapat melepaskan tugas-tugas rutin supaya dapat mencurahkan waktu dan tenaga pada soal-soal kepemimpinan yang kreatif;
·         dapat cepat mengerti dan menghargai idea-idea yang dikemukakan orang lain;
·         memperhatikan dan mendorong perkembangan setiap anggota kelompoknya;
·         beranggapan bahwa anggota-anggota kelompoknya harus sebanyak-banyaknya diikutsertakan dalam tanggungjawab, serta diberi kesempatan untuk melaksanakan kepemimpinan.
Demokratis berasal dari kata demos = rakyat dan kratos “pemerintahan oleh rakyat”, yaitu usaha dan tanggungjawab bersama oleh semua anggota kelompok. Kepemimpinan demokratis inilah yang dijadikan ukuran dalam kepemimpinan pendidikan dalam administrasi.
5. Tut Wuri Handayani
Di atas kita sudah katakana bahwa kepemimpinan demokratislah yang kita jadikan ukuran dalam pendidikan dan administrasi pendidikan. Ini tidak berarti menganggap kepemimpinan demokratis yang betul dan kepemimpinan otokratis salah. Kepemimpinan mana yang baik dan harus kita lakukan, sebenarnya ditentukan oleh banyak faktor: oleh tujuan, oleh anggota kelompoknya (sikap kemampuanya) , dan oleh situasi.
Semboyan pendidikan yang dipakai sebagai lambang resmi Departemen Pendidikan, yaitu “TUT WURI HANDAYANI”, sebenarnya merupakan satu bagian (bagian terakhir) dari falsafah kepemimpinan pendidikan yang telah lama dilaksanakan di indonesia, antara lain oleh Ki Hajar Dewantara dalam Taman Siswa. Lengkapnya ialah: Ing Ngarso Sung Tulodo; Ing Madyo Mangun Karso; Tut Wuri Handayani; yang dapat kita terjemahkan secara bebas: didepan (berperan) sebagai tauladan, di tengah (turut) membina kehendak/motivasi, dan di belakang mengikuti sambil mendidik.
Dengan demikian seorang pendidik/pemimpin harus dapat menempatkan  dirinya dalam berbagai peranan kepemimpinan, yaitu:
1.      Sebagai pemimpin yang memberikan conth/teladan, yang memberikan petunjuk/ ketentuan kepada yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya;
2.      Sebagai pemimpin yang dapat bekerjasama dengan orang-orang dipimpinnya, yang berada di tengah-tengah kelompoknya dan secara kooperatif berusaha bersama smbil membantu dan mendorong mereka;
Sebagai pemimpin yang berani memberikan tanggung jawab kepada yang dipimpinnya, memberikan kesempatan kepada mereka untuk memperlihatkan kemampuannya, dan sebagai pemimpin yang masih bertanggungjawab, ia “berdiri di belakang”, tetap waspada dan siap “turun tangan” jika diperlukan.


Tipe- tipe Kepemimpinan Berdasarkan Persepsinya.

Tipe-tipe Kepemimpinan yang wajib anda tahu adapun tipe - tipe kepemimpinan itu antara lain : Semua ilmuan yang berusaha memahami segi kepemimpinan otokratik mengatakan bahwa pemimpin yang tergolong otokratik dipandang sebagai karakteritik yang negatif.Dilihat dari persepsinya seorang pemimpin yang otokratik adalah seseorang yang sangat egois. Seorang pemimpin yang otoriter akan menujukan sikap yang menonjolkan “keakuannya”, antara lain dalam bentuk :


Tipe - tipe kepemimpinan


Tipe Otokratik
Semua ilmuan yang berusaha memahami segi kepemimpinan otokratik mengatakan bahwa pemimpin yang tergolong otokratik dipandang sebagai karakteritik yang negatif.Dilihat dari persepsinya seorang pemimpin yang otokratik adalah seseorang yang sangat egois. Seorang pemimpin yang otoriter akan menujukan sikap yang menonjolkan “keakuannya”, antara lain dalam bentuk :
1.        Kecenderungan memperlakukan para bawahannya sama dengan alat-alat lain dalam organisasi, seperti mesin, dan dengan demikian kurang menghargai harkat dan martabat mereka.
2.        Pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa mengkaitkan pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan para bawahannya.
3.        Pengabaian peranan para bawahan dalam proses pengambilan keputusan.
 Gaya kepemimpinan yang dipergunakan pemimpin yang otokratik antara lain:
1.        Menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya.
2.        Dalam menegakkan disiplin menunjukkan keakuannya.
3.        Bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi.
4.        Menggunakan pendekatan punitif dalamhal terhadinya penyimpangan oleh bawahan.
Tipe Paternalistik
Tipe pemimpin paternalistik hanya terdapat di lingkungan masyarakat yang bersifat tradisional, umumnya dimasyarakat agraris. Salah satu ciri utama masuarakat tradisional ialah rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para anggiota masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang dituakan. Pemimpin seperti ini kebapakan, sebagai tauladan atau panutan masyarakat. Biasanya tiokoh-toko adat, para ulama dan guru. Pemimpin ini sangat mengembangkan sikap kebersamaan.

Tipe Kharismatik
Tidak banyak hal yang dapat disimak dari literatur yang ada tentang kriteria kepemimpinan yang kharismatik. Memang ada karakteristiknya yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang pemimpin yang kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tersebut dikagumi.

Tipe Laissez Faire
Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota dan pemimpin tidak terlalu sering intervensi



Sumber :http://kadri-blog.blogspot.com/2010/11/tipe-tipe-kepemimpinan.html

Kepemimpinan

PENDAHULUAN

Kepemimpinan
 adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh Seorang ketua suatu organisasi untuk mempengaruhi dan membawa para bawahannya guna mencapai tujuan organisasi tersebut. Dalam hal ini sang pemimpin diharapkan sebagai bagian penting dalam memberikan pengajaran/instruksi kepada para bawahannya. 

Fungsi kepemimpinan
Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi mutlak tidak bisa dilawan dan merupakan suatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan. Fungsi kepemimpinan secara umum terbagi menjadi 2 aspek yaitu :

1.             Fungsi administrasi, yaitu mengadakan formulasi kebijaksanaan dan menyediakan fasilitasnya.
2.              Sebagai Top Manajemen, yaitu menggalakan planning, organizing, staffing, commanding, controling, directing dll. 

Tipe-tipe kepemimpinan
Dalam setiap realitasnya bahwa pemimpin dalam melaksanakan proses kepemimpinannya terjadi adanya suatu permbedaan antara pemimpin yang satu dengan yang lainnya, hal sebagaimana menurut G. R. Terry yang dikutif Maman Ukas, bahwa pendapatnya membagi tipe-tipe kepemimpinan menjadi 6, yaitu :

·                     Tipe kepemimpinan non pribadi. Segala kebijaksanaan yang dilaksanakan melalui bawahan-bawahan atau media non pribadi baik rencana atau perintah juga pengawasan.
·                     Tipe kepemimpinan pribadi. dalam hal ini, segala tindakan dilakukan dengan mengadakan kontak pribadi. Petunjuk itu dilakukan secara lisan atau langsung dilakukan secara pribadi oleh pemimpin yang bersangkutan.
·                     Tipe kepemimpinan otoriter. Pemimpin otoriter biasanya bekerja keras, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan-peraturan yang berlaku secara ketat dan instruksi-instruksinya harus ditaati.
·                     Tipe kepemimpinan demokratis. Pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang terlaksananya tujuan bersama. Agar setiap anggota turut bertanggung jawab, maka seluruh anggota ikut serta dalam segala kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan, dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usahan pencapaian tujuan.
·                     Tipe kepemimpinan menurut bakat. Biasanya timbul dari kelompok orang-orang yang informal di mana mungkin mereka berlatih dengan adanya system kompetisi, sehingga bisa menimbulkan klik-klik dari kelompok yang bersangkutan dan biasanya akan muncul pemimpin yang mempunyai kelemahan di antara yang ada dalam kelempok tersebut menurut bidang keahliannya di mana ia ikur berkecimpung.
·                     Tipe kepemimpinan paternalistis. Kepemimpinan ini dicirikan oleh suatu pengaruh yang bersifat kebapakan dalam hubungan pemimpin dan kelompok. Tujuannya adalah untuk melindungi dan untuk memberikan arah seperti halnya seorang bapak kepada anaknya.

Aplikasi didalam kepemimpinan
• Pemimpin dalam Kehidupan Sosial
Di dalam kehidupan masyarakat, selalu dapat ditemukan adanya pemimpin (leader) dan pengikut (pengikut), adanya kepemimpinan (leadership) dan kepengikutan (followership). Sehubungan dengan itu dapat dikatakan bahwa pemimpin dan kepemimpinan adalah gejala sosial.

Ciri-ciri Pemimpin
Kejayaan sesebuah organisasi bergantung ke atas prestasi kolektif pentadbirnya, iaitu orang yang mengarah kerja dan memimpin kakitangan keseluruhannya. Pemimpin (atau Ketua Jabatan) secara bersendirian mesti mendapatkan kerjasama secara sukarela daripada rakan sejawatnya kerana proses kepimpinan memang melibatkan dua orang atau lebih. Seorang daripadanya cuba membimbing dan mendorong yang lain dalam usaha mencapai matlamat sistem. Dalam proses perhubungan Ketua Jabatan dan kakitangan, terdapat banyak aspek yang perlu diberi perhatian.

Prinsip-prinsip kepemimpinan
Seorang pemimpin tentu mempunyai prinsip dalam suatu organisasi yang ia pimpin., berikut adalah prinsip dari seorang pemimpin :
1. Mampu menjadi contoh yang baik
2. Bertanggung jawab
3. Berani mengambil resiko demi kepentingan organisasi
4. Ciptakan sense of participation.
5. Dapat menjalin kerjasama yang baik di lingkungan anggota. 

PEMBAHASAN
Dalam setiap organisasi tentu mempunyai seorang pemimpin. Seperti yang telah kita tahu, bahwa setiap pemimpin tentu mempunyai tugas dan tanggung jawab. Dapat dikatakan seorang pemimpin yang sukses, bila tugas dan kewajiban seorang pemimpin dapat terpenuhi. Tidak perlu suatu kelompok yang besar dalam tugas kepemimpinan. Dalam contoh ruang lingkup yang kecil contohnya seorang ayah 


DAFTAR PUSTAKA
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/ezines-and-newsletters/2012222-tipe-tipe-kepemimpinan/#ixzz1dZJQICSK
http://belajarpsikologi.com/tipe-tipe-kepemimpinan/
http://www.ideelok.com/opini-dan-ulasan/tipe-tipe-tipologi-pemimpin-leader
http://referensi-kepemimpinan.blogspot.com/2009/03/tugas-dan-fungsi-pemimpin.html
http://maharadkk.blogspot.com/2011/11/kepemimpinan.html

Senin, 07 November 2011

Konflik Berorganisasi

I.                PENDAHULUAN 

Pada kali ini kita akan membahas tentang Konflik Organisasi Antar Individu yang biasa kita temui dalam berorganisasi. Dan saya akan membahas beberapa cara agar konflik tersebut tidak memperkeruh situasi. semoga pembahsan ini dapat membantu mencari solusi dalam memecahkan konflik yang ada di setiap organisasi.

II.           LANDASAN TEORI

Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Konflik dilatar belakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. Sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.

Faktor penyebab konflik :
·    Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
·    Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.
·    Perbedaan individu, yang berhubungan tentang perbedaan pendirian dan perasaan.
Setiap manusia adalah individu yang unik dan bermacam - macam. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. 
·    Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
·    Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.
·    Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.
·    Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.



III.      PEMBAHASAN
 
A.  Konflik dalam Hubungan antar Pribadi
 
konflik adalah suatu proses interaksi yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara dua pendapat (sudut pandang) yang berpengaruh atas pihak-pihak yang terlibat baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Istilah konflik sendiri diterjemahkan dalam beberapa istilah yaitu perbedaan pendapat, persaingan dan permusuhan.

B.  Mencegah Konflik Pribadi 

Jika kita terlibat dalam suatu konflik dengan orang lain, ada hal yang harus dipertimbangkan yaitu: 
a.  apa yang harus kita pentingkan untuk diri Kita dan orang lain.
b. Batasan dalam mementingkan kepentingan Pribadi.
c.  Menjaga Komunikasi & Hubungan baik dengan pihak lain

C. Metode Penyelesaian Konflik. 

§  Dominasi dan penekanan
§  Kompromi
§  Pemecahan masalah integrative

Konflik dalam suatu organisasi sangatlah wajar. Organisasi merupakan salah satu wadah untuk menampung aspirasi atau pendapat anggotanya yang tentunya berbeda-beda. Disaat tertentu, keinginan salah satu anggota tidak bisa terpenuhi dan itu dapat menimbulkan terjadinya konflik. Konflik dalam suatu organisasi dapat diatasi dengan musyawarah dengan seluruh anggota untuk mencari penyelesaian terbai



Maharadkk.blogspot.com