Jumat, 25 November 2011

Tipe Kepemimpinan Dalam Pendidikan


tipe dan jenis kepemimpinan dalam pendidikan -imtaq
Tipe-tipe Kepemimpinan dalam Pendidikan
Tipe-tipe kepemimpinan atau jenis kepemimpinan yang akan kita bicarakan dibawah ini ialah pengelompokan berdasarkan ciri-ciri dalam penampilan/dari cara melaksanaan kepemimpinan, khususnya disekolah-sekolah. Tentang bagaimana diperolehnya sifat-sifat kepemimpinan itu, apakah sudah merupakan pembawaan sejak lahir atau hasil pendidikan dan latihan, tidak dijadikan masalah pokok dalam rangka administrasi pendidikan ini. Secara garis besar, ada 3 tipe kepemimpinan. Namun, disini akan kita bahas 5 tipekepemimpinan. Tipe atau jenis kepemimpinan tersebut yaitu: Pemimpin otrokratis, Pemimpin Pseudo-Demokratis, Pemimpin Laissez-Faire, Pemimpin Demokratis dan Pemimpin yang berdasarkan Tur wuri Handayani. Berikut penjelasanya:
1. Pemimpin Otokratis
Otokratis asal kata dari kata-kata: oto = sendiri, dan kratos =pemerintahan. Jadi otokratis berarti mempunyai sifat memerintah dan menentukan sendiri.
Pemimpin otokratis menggagap bahwa ialah yang bertanggungjawab sepenuhnya dan yang dapat menentukan maju-mundurnya sekolah yang dipimpinnya. Ia selalu khawatir kalau-kalau sesuatu tidak berjalan menurut yang ia harapkan. Ia menghendaki agar segala sesuatu berjalan sesuai dengan yang ia telah tentukan.
2. Pemimpin Pseudo-Demokratis
Pseudo berarti palsu, pura-pura. Pemimpin semacam ini berusaha memberikan kesan dalam penampilannya seolah-olah ia demokratis, sedangkan maksudnya ialah otokratis, mendesakkan keinginannya sendiri secara halus.
Dalam pembicaraan dan rapat-rapat ia banyak meminta pendapat dan saran orang lain, untuk memberikan kesan bahwa ia lebih memperhatikan pendapat orang lain. Tetapi selanjutnya ia perhatikan saran-saran yang dimintanya itu, karena pandai/lihai mengubah alasan-alasan sedemikian rupa sehingga selalu menguntungkan diri sendiri dan menghasilkan pendapat sendiri.
Jadi, pemimpin pseudo-demokratis sebenarnya orang yang otokratis tetapi pandai menutup-nutupi sifatnya dengan penampilan yang memberikan kesan seolah-olah ia demokratis.
3. Pemimpin Laissez-Faire
Laissez-faire jika diterjemahkan dapat diartikan sebagai “biarkan saja bejalan “ atau “tidak usah dihiraukan” ; jadi mengandung semacam sikap “masa bodo”.
Dalam melaksanakan usaha, rencana yang tegas dianggapnya tidak perlu karena akan mengekang kebebasan anggota dan akan mengurangi inisiatif mereka. Setiap usul baru dan hasil pemikiran baru dan hasil pemikiran baru dari setiap anggotanya, dianggap sebagai bukti adanya perhatian inisiatif para anggota itu, yang harus dihargai dan diberikan kesempatan untuk dilaksanakan. Kegembiraan berkerja dan semangat bekerja akan terpelihara, Karena tidak ada kekangan-kekangan. Setiap macam kekangan dianggap bertentangan dengan hak-hak individu dalam demokrasi.
Pemimpin semacam ini tidk akan menghasikan suasana tertib damai; tidak akan menimbulkan “self discipline” pada anggotanya-anggotanya. Tiap anggota akan menganggap bahwa hak dan kewajiban ada pada tiap anggota-anggotanya masing-masing, dank karena tiap anggota berhak berusaha dengan cara masing-masing, menurut kehendak dan pendapat masing-masing.
Dalam setiap usaha diperlukan self disipine untuk mengekang diri sendiri, berusaha menyesuaikan diri pada ketentuan-ketentuan dari kelompok. Pimpinan yang laissez-faire sama sekali tidak berusaha menimbulkan self-disciplene, tidak meminta mengekangakan diri. Karena itu pimpinan laissez-faire (“biarkan saja berjalan”) dapat menimbulkan kekacauan dan kesimpang-siuran dalam usaha. Kepemimpinan macam ini mungkin disebabkan karena: tidak mampu, malas, masa bodo, atau karena tidak tahu arti sebenarnya dari demokrasi.
4. Pemimpin Demokratis
Pemimpin demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya, yang bersama-sama dengan kelompoknya berusaha dan bertanggungjawab tentang tercapainya tujuan bersama. Agar setiap anggota merasa turut bertanggungjawab, maka semua anggota diajak ikut serta dalm tiap kegiatan: dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaiannya. Setiap anggota dianggap sebagai sumber potensi yang berharga dan mempunyai peranan dalam usaha pencapaian tujuan.
Sikap dan tidakan seorang pemimpin demokratis dapat kita simpulkan sebagai berikut:
·         Mengakui dan menghargai dimiliki tiap anggota kelompoknya;
·         dapat melepaskan tugas-tugas rutin supaya dapat mencurahkan waktu dan tenaga pada soal-soal kepemimpinan yang kreatif;
·         dapat cepat mengerti dan menghargai idea-idea yang dikemukakan orang lain;
·         memperhatikan dan mendorong perkembangan setiap anggota kelompoknya;
·         beranggapan bahwa anggota-anggota kelompoknya harus sebanyak-banyaknya diikutsertakan dalam tanggungjawab, serta diberi kesempatan untuk melaksanakan kepemimpinan.
Demokratis berasal dari kata demos = rakyat dan kratos “pemerintahan oleh rakyat”, yaitu usaha dan tanggungjawab bersama oleh semua anggota kelompok. Kepemimpinan demokratis inilah yang dijadikan ukuran dalam kepemimpinan pendidikan dalam administrasi.
5. Tut Wuri Handayani
Di atas kita sudah katakana bahwa kepemimpinan demokratislah yang kita jadikan ukuran dalam pendidikan dan administrasi pendidikan. Ini tidak berarti menganggap kepemimpinan demokratis yang betul dan kepemimpinan otokratis salah. Kepemimpinan mana yang baik dan harus kita lakukan, sebenarnya ditentukan oleh banyak faktor: oleh tujuan, oleh anggota kelompoknya (sikap kemampuanya) , dan oleh situasi.
Semboyan pendidikan yang dipakai sebagai lambang resmi Departemen Pendidikan, yaitu “TUT WURI HANDAYANI”, sebenarnya merupakan satu bagian (bagian terakhir) dari falsafah kepemimpinan pendidikan yang telah lama dilaksanakan di indonesia, antara lain oleh Ki Hajar Dewantara dalam Taman Siswa. Lengkapnya ialah: Ing Ngarso Sung Tulodo; Ing Madyo Mangun Karso; Tut Wuri Handayani; yang dapat kita terjemahkan secara bebas: didepan (berperan) sebagai tauladan, di tengah (turut) membina kehendak/motivasi, dan di belakang mengikuti sambil mendidik.
Dengan demikian seorang pendidik/pemimpin harus dapat menempatkan  dirinya dalam berbagai peranan kepemimpinan, yaitu:
1.      Sebagai pemimpin yang memberikan conth/teladan, yang memberikan petunjuk/ ketentuan kepada yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya;
2.      Sebagai pemimpin yang dapat bekerjasama dengan orang-orang dipimpinnya, yang berada di tengah-tengah kelompoknya dan secara kooperatif berusaha bersama smbil membantu dan mendorong mereka;
Sebagai pemimpin yang berani memberikan tanggung jawab kepada yang dipimpinnya, memberikan kesempatan kepada mereka untuk memperlihatkan kemampuannya, dan sebagai pemimpin yang masih bertanggungjawab, ia “berdiri di belakang”, tetap waspada dan siap “turun tangan” jika diperlukan.


Tipe- tipe Kepemimpinan Berdasarkan Persepsinya.

Tipe-tipe Kepemimpinan yang wajib anda tahu adapun tipe - tipe kepemimpinan itu antara lain : Semua ilmuan yang berusaha memahami segi kepemimpinan otokratik mengatakan bahwa pemimpin yang tergolong otokratik dipandang sebagai karakteritik yang negatif.Dilihat dari persepsinya seorang pemimpin yang otokratik adalah seseorang yang sangat egois. Seorang pemimpin yang otoriter akan menujukan sikap yang menonjolkan “keakuannya”, antara lain dalam bentuk :


Tipe - tipe kepemimpinan


Tipe Otokratik
Semua ilmuan yang berusaha memahami segi kepemimpinan otokratik mengatakan bahwa pemimpin yang tergolong otokratik dipandang sebagai karakteritik yang negatif.Dilihat dari persepsinya seorang pemimpin yang otokratik adalah seseorang yang sangat egois. Seorang pemimpin yang otoriter akan menujukan sikap yang menonjolkan “keakuannya”, antara lain dalam bentuk :
1.        Kecenderungan memperlakukan para bawahannya sama dengan alat-alat lain dalam organisasi, seperti mesin, dan dengan demikian kurang menghargai harkat dan martabat mereka.
2.        Pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa mengkaitkan pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan para bawahannya.
3.        Pengabaian peranan para bawahan dalam proses pengambilan keputusan.
 Gaya kepemimpinan yang dipergunakan pemimpin yang otokratik antara lain:
1.        Menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya.
2.        Dalam menegakkan disiplin menunjukkan keakuannya.
3.        Bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi.
4.        Menggunakan pendekatan punitif dalamhal terhadinya penyimpangan oleh bawahan.
Tipe Paternalistik
Tipe pemimpin paternalistik hanya terdapat di lingkungan masyarakat yang bersifat tradisional, umumnya dimasyarakat agraris. Salah satu ciri utama masuarakat tradisional ialah rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para anggiota masyarakat kepada orang tua atau seseorang yang dituakan. Pemimpin seperti ini kebapakan, sebagai tauladan atau panutan masyarakat. Biasanya tiokoh-toko adat, para ulama dan guru. Pemimpin ini sangat mengembangkan sikap kebersamaan.

Tipe Kharismatik
Tidak banyak hal yang dapat disimak dari literatur yang ada tentang kriteria kepemimpinan yang kharismatik. Memang ada karakteristiknya yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang pemimpin yang kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tersebut dikagumi.

Tipe Laissez Faire
Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota dan pemimpin tidak terlalu sering intervensi



Sumber :http://kadri-blog.blogspot.com/2010/11/tipe-tipe-kepemimpinan.html

Kepemimpinan

PENDAHULUAN

Kepemimpinan
 adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh Seorang ketua suatu organisasi untuk mempengaruhi dan membawa para bawahannya guna mencapai tujuan organisasi tersebut. Dalam hal ini sang pemimpin diharapkan sebagai bagian penting dalam memberikan pengajaran/instruksi kepada para bawahannya. 

Fungsi kepemimpinan
Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi mutlak tidak bisa dilawan dan merupakan suatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan. Fungsi kepemimpinan secara umum terbagi menjadi 2 aspek yaitu :

1.             Fungsi administrasi, yaitu mengadakan formulasi kebijaksanaan dan menyediakan fasilitasnya.
2.              Sebagai Top Manajemen, yaitu menggalakan planning, organizing, staffing, commanding, controling, directing dll. 

Tipe-tipe kepemimpinan
Dalam setiap realitasnya bahwa pemimpin dalam melaksanakan proses kepemimpinannya terjadi adanya suatu permbedaan antara pemimpin yang satu dengan yang lainnya, hal sebagaimana menurut G. R. Terry yang dikutif Maman Ukas, bahwa pendapatnya membagi tipe-tipe kepemimpinan menjadi 6, yaitu :

·                     Tipe kepemimpinan non pribadi. Segala kebijaksanaan yang dilaksanakan melalui bawahan-bawahan atau media non pribadi baik rencana atau perintah juga pengawasan.
·                     Tipe kepemimpinan pribadi. dalam hal ini, segala tindakan dilakukan dengan mengadakan kontak pribadi. Petunjuk itu dilakukan secara lisan atau langsung dilakukan secara pribadi oleh pemimpin yang bersangkutan.
·                     Tipe kepemimpinan otoriter. Pemimpin otoriter biasanya bekerja keras, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan-peraturan yang berlaku secara ketat dan instruksi-instruksinya harus ditaati.
·                     Tipe kepemimpinan demokratis. Pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang terlaksananya tujuan bersama. Agar setiap anggota turut bertanggung jawab, maka seluruh anggota ikut serta dalam segala kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan, dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usahan pencapaian tujuan.
·                     Tipe kepemimpinan menurut bakat. Biasanya timbul dari kelompok orang-orang yang informal di mana mungkin mereka berlatih dengan adanya system kompetisi, sehingga bisa menimbulkan klik-klik dari kelompok yang bersangkutan dan biasanya akan muncul pemimpin yang mempunyai kelemahan di antara yang ada dalam kelempok tersebut menurut bidang keahliannya di mana ia ikur berkecimpung.
·                     Tipe kepemimpinan paternalistis. Kepemimpinan ini dicirikan oleh suatu pengaruh yang bersifat kebapakan dalam hubungan pemimpin dan kelompok. Tujuannya adalah untuk melindungi dan untuk memberikan arah seperti halnya seorang bapak kepada anaknya.

Aplikasi didalam kepemimpinan
• Pemimpin dalam Kehidupan Sosial
Di dalam kehidupan masyarakat, selalu dapat ditemukan adanya pemimpin (leader) dan pengikut (pengikut), adanya kepemimpinan (leadership) dan kepengikutan (followership). Sehubungan dengan itu dapat dikatakan bahwa pemimpin dan kepemimpinan adalah gejala sosial.

Ciri-ciri Pemimpin
Kejayaan sesebuah organisasi bergantung ke atas prestasi kolektif pentadbirnya, iaitu orang yang mengarah kerja dan memimpin kakitangan keseluruhannya. Pemimpin (atau Ketua Jabatan) secara bersendirian mesti mendapatkan kerjasama secara sukarela daripada rakan sejawatnya kerana proses kepimpinan memang melibatkan dua orang atau lebih. Seorang daripadanya cuba membimbing dan mendorong yang lain dalam usaha mencapai matlamat sistem. Dalam proses perhubungan Ketua Jabatan dan kakitangan, terdapat banyak aspek yang perlu diberi perhatian.

Prinsip-prinsip kepemimpinan
Seorang pemimpin tentu mempunyai prinsip dalam suatu organisasi yang ia pimpin., berikut adalah prinsip dari seorang pemimpin :
1. Mampu menjadi contoh yang baik
2. Bertanggung jawab
3. Berani mengambil resiko demi kepentingan organisasi
4. Ciptakan sense of participation.
5. Dapat menjalin kerjasama yang baik di lingkungan anggota. 

PEMBAHASAN
Dalam setiap organisasi tentu mempunyai seorang pemimpin. Seperti yang telah kita tahu, bahwa setiap pemimpin tentu mempunyai tugas dan tanggung jawab. Dapat dikatakan seorang pemimpin yang sukses, bila tugas dan kewajiban seorang pemimpin dapat terpenuhi. Tidak perlu suatu kelompok yang besar dalam tugas kepemimpinan. Dalam contoh ruang lingkup yang kecil contohnya seorang ayah 


DAFTAR PUSTAKA
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/ezines-and-newsletters/2012222-tipe-tipe-kepemimpinan/#ixzz1dZJQICSK
http://belajarpsikologi.com/tipe-tipe-kepemimpinan/
http://www.ideelok.com/opini-dan-ulasan/tipe-tipe-tipologi-pemimpin-leader
http://referensi-kepemimpinan.blogspot.com/2009/03/tugas-dan-fungsi-pemimpin.html
http://maharadkk.blogspot.com/2011/11/kepemimpinan.html

Senin, 07 November 2011

Konflik Berorganisasi

I.                PENDAHULUAN 

Pada kali ini kita akan membahas tentang Konflik Organisasi Antar Individu yang biasa kita temui dalam berorganisasi. Dan saya akan membahas beberapa cara agar konflik tersebut tidak memperkeruh situasi. semoga pembahsan ini dapat membantu mencari solusi dalam memecahkan konflik yang ada di setiap organisasi.

II.           LANDASAN TEORI

Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Konflik dilatar belakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. Sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.

Faktor penyebab konflik :
·    Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
·    Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.
·    Perbedaan individu, yang berhubungan tentang perbedaan pendirian dan perasaan.
Setiap manusia adalah individu yang unik dan bermacam - macam. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. 
·    Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
·    Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.
·    Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.
·    Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.



III.      PEMBAHASAN
 
A.  Konflik dalam Hubungan antar Pribadi
 
konflik adalah suatu proses interaksi yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara dua pendapat (sudut pandang) yang berpengaruh atas pihak-pihak yang terlibat baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Istilah konflik sendiri diterjemahkan dalam beberapa istilah yaitu perbedaan pendapat, persaingan dan permusuhan.

B.  Mencegah Konflik Pribadi 

Jika kita terlibat dalam suatu konflik dengan orang lain, ada hal yang harus dipertimbangkan yaitu: 
a.  apa yang harus kita pentingkan untuk diri Kita dan orang lain.
b. Batasan dalam mementingkan kepentingan Pribadi.
c.  Menjaga Komunikasi & Hubungan baik dengan pihak lain

C. Metode Penyelesaian Konflik. 

§  Dominasi dan penekanan
§  Kompromi
§  Pemecahan masalah integrative

Konflik dalam suatu organisasi sangatlah wajar. Organisasi merupakan salah satu wadah untuk menampung aspirasi atau pendapat anggotanya yang tentunya berbeda-beda. Disaat tertentu, keinginan salah satu anggota tidak bisa terpenuhi dan itu dapat menimbulkan terjadinya konflik. Konflik dalam suatu organisasi dapat diatasi dengan musyawarah dengan seluruh anggota untuk mencari penyelesaian terbai



Maharadkk.blogspot.com


Senin, 10 Oktober 2011

Teori Organisasi Umum - Organisasi Non Laba


PENDAHULUAN

Organisasi bukanlah Kata yang asing terdengar ditelinga kita. Saya yakin semua elemen masyarakat telah mengenal baik “Organisasi” . Dengan adanya organisasi banyak kegiatan individual anggota organisasi ataupun kegiatan-kegiatan masyarakat  yang sangat terbantu. Berikut sedikit contoh Manfaat dari BerOrganisasi :
·         Organisasi mampu membuat kita menjadi lebih terampil.
·         Apabila organisasi bergerak dibidang kesehatan, mampu menerapkan pola hidup sehat kepada setiap anggotanya.
·         Banyak ilmu yang kita dapat dari sbuah organisasi, karena terjalin komunikasi antar satu sama lain, sehingga melahirkan informasi baru.

Tujuan dari organisasi itu sendiri adalah mampu melatih setiap orang (anggota) agar mampu bersosialisasi di depan umum, mengungkapkan pendapat, dan mampu menjadi pemimpin yang bertanggung jawab.

LANDASAN TEORI

Organisasi pada dasarnya adalah wadah untuk berkumpul dan saling bekerjasama untuk mengolah suatu sumber daya yang ada sehingga bisa dimanfaatkan dengan Se -efisien dan se-efektif mungkin agar bias diperoleh hasil yg semaksimal mungkin .
            Banyak Faktor yang bias menjadi alas an terbentuknya suatu organisasi . Seperti, Kesamaan Visi dan Misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat.
Dalam Organisasi setiap individu sangat diharapkan dapat saling Berinteraksi dengan baik dengan anggota-anggota organisasi lainnya. Karena , apabila sudah terjadi hubungan yang baik  setiap individu dapat mengetahui dengan jelas dan dapat berpartisipasi dalam pembangunan organisasi tersebut menuju arah yang Lebih Baik pastinya.
            Pada dasarnya partisipasi didefinisikan sebagai keterlibatan mental atau pikiran dan emosi atau perasaan seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan.
            Keterlibatan aktif dalam berpartisipasi, bukan hanya berarti keterlibatan jasmaniah semata. Partisipasi dapat diartikan sebagai keterlibatan mental, pikiran, dan emosi atau perasaan seseorang dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta turut bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan.
Berdasarkan tujuannya Organisasi dibagi Menjadi 2 Jenis. Yaitu, Laba dan Non Laba . Disini saya akan Membahas Organisasi Non Laba ^^

Definisi Organisasi Non- Laba

Organisasi Non laba atau organisasi non profit adalah suatu organisasi yang bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal didalam menarik perhatian publik untuk suatu tujuan yang tidak komersil, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba .
Seperti contoh yang saya ambil adalah Karang Taruna.

Karang Taruna adalah organisasi kepemudaan di Indonesia yang merupakan wadah pengembangan generasi muda nonpartisan , yang tumbuh atas dasar kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat khususnya generasi muda di wilayah Desa / Kelurahan atau komunitas sosial sederajat, yang terutama bergerak dibidang kesejahteraan sosial.
Sebagai organisasi sosial kepemudaan Karang Taruna merupakan wadah pembinaan dan pengembangan serta pemberdayaan dalam upaya mengembangkan kegiatan ekonomis produktif dengan pendayagunaan semua potensi yang tersedia dilingkungan baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam yang telah ada. Sebagai organisasi kepemudaan, Karang Taruna berpedoman pada Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga dimana telah pula diatur tentang struktur penggurus dan masa jabatan dimasing-masing wilayah mulai dari Desa / Kelurahan sampai pada tingkat Nasional. Semua ini wujud dari pada regenerasi organisasi demi kelanjutan organisasi serta pembinaan anggota Karang Taruna baik dimasa sekarang maupun masa yang akan datang.
Karang Taruna beranggotakan pemuda dan pemudi (dalam AD/ART nya diatur keanggotaannya mulai dari pemuda/i berusia mulai dari 11 - 45 tahun) dan batasan sebagai Pengurus adalah berusia mulai 17 - 35 tahun.
Karang Taruna didirikan dengan tujuan memberikan pembinaan dan pemberdayaan kepada para remaja, misalnya dalam bidang keorganisasian, ekonomi, olahraga, ketrampilan, advokasi, keagamaan dan kesenian.

PERMASALAHAN:

Permasalahan yang ada untuk sekarang ini adalah semakin sedikitnya anak muda yg ikut menghidupkan kembali karang taruna. Semakin banyak remaja yang yang sibuk akan dunianya sendiri dan banyak juga remaja yang sudah salah bergaul sehingga malah menghancurkan diri dan masa depannya sendiri. 


Selasa, 28 Juni 2011

Phobia dan berbagai Jenisnya

Fobia adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu hal atau fenomena. Fobia bisa dikatakan dapat menghambat kehidupan orang yang mengidapnya. Bagi sebagian orang, perasaan takut seorang pengidap Fobia sulit dimengerti. Itu sebabnya, pengidap tersebut sering dijadikan bulan bulanan oleh teman sekitarnya. Ada perbedaan "bahasa" antara pengamat fobia dengan seorang pengidap fobia. Pengamat fobia menggunakan bahasa logika sementara seorang pengidap fobia biasanya menggunakan bahasa rasa. Bagi pengamat dirasa lucu jika seseorang berbadan besar, takut dengan hewan kecil seperti kecoak atau tikus. Sementara di bayangan mental seorang pengidap fobia subjek tersebut menjadi benda yang sangat besar, berwarna, sangat menjijikkan ataupun menakutkan.

          Dalam keadaan normal setiap orang memiliki kemampuan mengendalikan rasa takut. Akan tetapi bila seseorang terpapar terus menerus dengan subjek Fobia, hal tersebut berpotensi menyebabkan terjadinya fiksasi. Fiksasi adalah suatu keadaan dimana mental seseorang menjadi terkunci, yang disebabkan oleh ketidak-mampuan orang yang bersangkutan dalam mengendalikan perasaan takutnya. Penyebab lain terjadinya fiksasi dapat pula disebabkan oleh suatu keadaan yang sangat ekstrem seperti trauma bom, terjebak lift dan sebagainya.

          Seseorang yang pertumbuhan mentalnya mengalami fiksasi akan memiliki kesulitan emosi (mental blocks) dikemudian harinya. Hal tersebut dikarenakan orang tersebut tidak memiliki saluran pelepasan emosi (katarsis) yang tepat. Setiap kali orang tersebut berinteraksi dengan sumber Fobia secara otomatis akan merasa cemas dan agar "nyaman" maka cara yang paling mudah dan cepat adalah dengan cara "mundur kembali"/regresi kepada keadaan fiksasi. Kecemasan yang tidak diatasi seawal mungkin berpotensi menimbulkan akumulasi emosi negatif yang secara terus menerus ditekan kembali ke bawah sadar (represi). Pola respon negatif tersebut dapat berkembang terhadap subjek subjek fobia lainnya dan intensitasnya semakin meningkat. Walaupun terlihat sepele, “pola” respon tersebut akan dipakai terus menerus untuk merespon masalah lainnya. Itu sebabnya seseorang penderita fobia menjadi semakin rentan dan semakin tidak produktif. Fobia merupakan salah satu dari jenis jenis hambatan sukses lainnya.

Beberapa istilah sehubungan dengan fobia :
afrophobia — ketakutan akan orang Afrika atau budaya Afrika.
agoraphobia - takut pada lapangan
antlophobia — takut akan banjir.
bibliophobia - takut pada buku
caucasophobia — ketakutan akan orang dari ras kaukasus.
cenophobia — takut akan ruangan yang kosong.
claustrophobia - takut akan naik lift.
dendrophobia - takut pada pohon
ecclesiophobia - takut pada gereja
felinophobia - takut akan kucing
genuphobia - takut akan lutut
hydrophobia — ketakutan akan air.
hyperphobia - takut akan ketinggian
iatrophobia - takut akan dokter
japanophobia - ketakutan akan orang jepang
lygopobia - ketakutan akan kegelapan
necrophobia - takut akan kematian
panophobia - takut akan segalanya
photophobia — ketakutan akan cahaya.
ranidaphobia - takut pada katak
schlionophobia - takut pada sekolah
uranophobia - ketakutan akan surga
venustraphobia - takut pada perempuan yang cantik
xanthophobia - ketakutan pada warna kuning
arachnophobia - ketakutan pada laba-laba
lachanophobia - ketakutan pada sayur-sayuran


Kekalutan Mental

 Pengertian kekalutan mental merupakan suatu keadaan dimana jiwa seseorang mengalami kekacauan dan kebingungan dalam dirinya sehingga ia merasa tidak berdaya. Saat mendapat kekalutan mental berarti seseorang tersebut sedang mengalami kejatuhan mental dan tidak tahu apa yang mesti dilakukan oleh orang tersebut. Dengan mental yang jatuh tersebut tak jarang membuat orang yang mengalami kejatuhan mental menjadi tak waras lagi atau gila. Karena itu orang yang mengalami kejatuhan atau kekalutan mental seharusnya mendapat dukungan moril dari orang-orang dekat di sekitarnya seperti orangtua, keluarga atau bahkan teman-teman dekat atau teman-teman pergaulannya. Hal tersebut dibutuhkan agar orang tersebut mendapat semangat lagi dalam hidup.

Tahapan-tahapan gangguan jiwa adalah : 
1. Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik 
jasmani maupun rohaninya. 
2. Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga 
cara bertahan dirinya salah, pada orang yang tidak menderita gangguan kejiwaan 
bila menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak
menekan perasaannya. 
3. Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan 
mengalami gangguan. 

Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai 
berikut : 
1. Kepribadian yang lemah
2. Terjadinya konflik sosial budaya
3. Cara pematangan batin,

Bentuk frustrasi antara lain : 
1. Agresi
2. Regresi
3. fiksasi
4. Proyeksi
5. Identifikasi
6. Narsisme
7. Autisme

Penderita kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti : 
1. Kota-kota besar 
2. Anak-anak muda usia 
3. Wanita 
4. Orang yang tidak berguna 
5. Orang yang terlalu mengejar materi


Penderitaan dan Perjuangan

   Penderitaan memang selalu hadir dalam kehidupan kita, tidak berarti hidup adalah menderita / hidup adalah untuk penderitaan. namun "Hidup adalah Berjuang karena Hidup adalah Perjuangan". Jadi mau tidak mau kita selalu dituntut untuk terus berjuang dlam hal apapun. dan percayalah bahwa tidak ada sesuatu yang sia - sia. Setelah perjuangan terlaksana dan pasrah kepada Tuhan. maka dari itulah gunanya bersosialisasi, dengan bersosialisasi
kita dapat saling membantu dalam susah maupun senang dengan sesama manusia dalam menyelesaikan masalah dan menyelesaikan penderitaan. namun jangan lupa disertai doa pula.
Manusia hanya merencanakan selebihnya adalah kehendak Tuhan.

          Waspada akan penderitaan boleh dalam berbagai hal namun tetap kita tidak dapat menghindar dari penderitaan, satu - satunya jalan keluar adalah dengan melewatinya. Hal ini nampak bila ditinjau jenjang karir sejarah orang - orang besar disekitar kita yang benar - benar berhasil oleh karena usahanya sendiri dan bantuan Tuhan.

          Penderitaan kerap kali disebar luaskan dan diumumkan di berbagai media layaknya Surat Kabar, TV, Radio, Internet dengan maksud mengetuk hati kita selaku pembaca dan pendengar media untuk menggerakan rasa empati* rasa kemanusiaan agar dapat turut berbelasungkawa atas penderitaan yang terjadi dan selaku manusia sosial yang saling tolong menolog megggerakan hati kita untuk membantu mereka yang menderita karena bencana, dan penderitaan lainnya.

Penyebab penderitaan banyak disebabkan oleh berbagai hal di bawah ini :
  • Hubungan tidak baik antara manusia dengan manusia yang mengakibatkan penderitaan didasari rasa dengki, iri, sakit hati, kejam serta alasan lain yang mendasari perbuatan buruk manusia lain terhadap sesama yang dapat memicu penderitaan entah itu dari korban yang mengalami maupun pelaku yang mengalami derita.
  • Hubuan tidak baik antara manusia dengan Alam yang mengakibatkan bencana, kurangnya kesadaran manusia untuk merawat alam dan bahkan manusia yang sengaja merusak alam dengan
  • Ketamakan hanya karena masalah uang sehingga terjadi berbagai becana seperti Longsor.
  • Penderitaan karena cobaan, disini kita dituntut akan kesetiaan kita melalui suatu cobaan dan percayalah bahwa Tuhan tidak akan meberikan suatu cobaan diluar kemampuan umat-Nya.

berbagai pengaruh dari penderitaan dapat dikategorikan bersifat positif dan negatif tergantung dari bagaimana manusia menghadapi kenyataan ini,
apabila menyikapi secara positif dengan mudah ia bisa menepis pegaruh penderitaan itu dengan contoh motto yang telah saya berikan bahwa
"Hidup adalah Berjuang karena Hidup adalah Perjuangan". jadi dia bisa kuat menghadapi penderitaan da selalu berusaha kuat untuk menghadapi penderitaan.
Lawannya adalah sika negatif dalam menghadapi penderitaan, ini efek terparahnya yakni penyesalan, minder berlebihan, tidak bahagia, selalu putus asa manusia mudah
meyerah dalam hidup dan tidak sedikit yang lebih memilih mati meskipun mati bukanlah cara untuk menyelesaikan penderitaan.


Siksaan

          Siksaan dapat diartikan sebagai siksan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbulah penderitaan. Berikut merupakan siksaan rohani/psikis, yaitu:

a. Kebimbangan dialami oleh seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan diambil.
b. Kesepian dialami seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya walaupun ia dalam lingkungan orang ramai.
c. Ketakutan merupakan berntuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan byang tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia. Banyak sebab orang menjadi phobia, anatara lain:

a. Claustrophobia dan Agoraphobia
Claustrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup dan Agoraphobiaadalah ketakutan yang disebabkan seseorang berada di tempat terbuka.
b. Gmang merupakan ketakutan terhadap tempat yang tinggi.
c. Kegelapan merupakan suatu ketakutan seseorang bila berada di tempat yang gelap.
d. Kesakitan merupakan ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami.
e. Kegagalan merupakan ketakutan dari seseorang yang disebabakn karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan mengalami kegagalan.

          Siksaan juga dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rokhani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan.
Di dalam kitab suci diterangkan jenis dan ancaman siksaan yang dialami manusia di akhirat nanti, yaitu siksaan bagi orang-orang musyrik, syirik, dengki, memfitnah, mencuri, makan harta anak yatim, dan sebagainya. Antara lain, ayat 40 surat Al Ankahut menya¬takan :
"masing-masing bangsa itu kami siksa dengan ancaman siksaan, karena dosa-dosanya. Ada diantaranya kami hujani dengan batu-batu kecil seperti kaum Aad, ada yang diganyang dengan halilintar bergemuruh dahsyat seperti kaum Tsamud, ada pula yang kami benamkan ke dalam tanah seperti Qorun, dan ada pula yang kami tenggelamkan seperti kaum Nuh. Dengan siksaan-siksaan itu, Allah tidak akan menganiaya mereka, namun mereka jualah yang menganiaya diri sendiri, karena dosa-dosanya.
Siksaan yang dialami manusia dalam kehidupan sehari-hari banyak terjadi dan banyak dibaca di berbagai media massa. Bahkan kadang-kadang ditulis di halaman pertama dengan judul huruf besar, dan kadang-kadang disertai gambar si korban.


Sumber: